Nabire — Salah satu tarian di tanah Papua kian hari kian menghilang, namanya Yosim Pancar atau dikenal dengan nama singkatan Yospan. Yospan adalah tarian tradisional dari Papua, dikenal sebagai tarian pergaulan atau persahabatan kaum muda-mudi.
Oleh karena itu, Dewan Kesenian Provinsi Papua Tengah (DKPPT) dibawah pimpinan Nofit Nawipa, ST bertekad untuk menghidupkan kembali. Buktinya, pada hari ini, Kamis, (20/11/2025) secara resmi Nofit Nawipa, ST membuka lomba tarian Yospan di GOR Kota Lama Nabire.

Kegiatan budaya tersebut berlangsung meriah dengan dihadiri ratusan penonton, para dewan juri, panitia, serta sejumlah grup seni dari berbagai daerah yang menampilkan tarian khas Papua.
Ketua DKPPT Nofit Nawipa, ST menegaskan, tarian Yospan bukan sekadar hiburan, melainkan tarian yang sarat nilai persaudaraan, harmoni, dan identitas budaya Papua. Ia juga mengingatkan bahwa Yospan telah menjadi simbol persatuan sejak berkembang di Tanah Papua pada era 1960-an.

“Yospan adalah tarian yang membentuk karakter dan persatuan orang Papua. Nilai-nilai di dalamnya sudah hidup sejak lama dan harus terus kita jaga,” ujar Nawipa.
Jenis tarian ini merupakan tarian pergaulan atau persahabatan yang dibawakan oleh laki-laki dan perempuan secara berpasangan atau berkelompok, sering kali membentuk lingkaran yang berjalan sambil menari.
Iringan musik digunakan alat musik tradisional seperti gitar, ukulele (juk), tifa, dan bass akustik (stem bass).

Nofit yang juga pemain bass pada group musik Lalapan Lele Band ini menilai penyelenggaraan lomba ini merupakan langkah strategis dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah.
Yospan, kata Nawipa, bukan hanya bagian dari tradisi, tetapi juga ruang kreatif bagi generasi muda Papua untuk mengekspresikan identitas budaya mereka. Nawipa juga memberikan apresiasi kepada panitia, seniman, serta seluruh pihak yang telah menyukseskan acara tersebut.
“Kepada para peserta, saya berpesan agar menampilkan tarian bukan hanya sebagai rangkaian gerak, tetapi sebagai persembahan jiwa dan wujud kecintaan terhadap budaya Papua,” katanya.
DKPPT berharap kegiatan ini berjalan meriah, aman serta membawa semangat persatuan bagi masyarakat Papua Tengah. “Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita semua,” ujarnya.

Ketua panitia lomba tarian Yospan, Yance Nawipa mengatakan, tarian tersebut lahir dari perpaduan berbagai unsur budaya Papua. Ia menyebut tarian ini merupakan gabungan gerak dan ritme dari wilayah Meepago, Nabire, Paniai, Deiyai, hingga daerah-daerah pesisir.
“Semua unsur itu disatukan di satu panggung, menciptakan tarian yang mengekspresikan semangat, kebersamaan, dan identitas kita sebagai orang Papua,” kata Yance Nawipa.
Ia menambahkan bahwa Yosim Pancar adalah warisan penting yang harus dijaga dan diteruskan kepada generasi berikutnya.

“Tarian ini mengingatkan kita tentang persaudaraan, kehangatan, dan rasa memiliki sebagai satu bangsa Papua. Ini warisan yang wajib kita pelihara dan lestarikan,” ucapnya.
Dengan penyelenggaraan kegiatan ini, Dewan Kesenian Papua Tengah berharap seni budaya Papua terus hidup, berkembang, dan menjadi kebanggaan masyarakat di seluruh wilayah. (*)

