Nabire — Wakil Gubernur (Wagub) Papua Tengah Deinas Geley, S.Sos, M.Si telah menghadiri undangan tahbisan Gereja Katolik Santa Maria Goreti Paroki Santo Petrus dan Santo Paulus Lurasik, Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin, 15 Desember 2025 kemarin.
Gereja tersebut diresmikan oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo. Dalam peresmian tersebut Kardinal Ignatius didampingi Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr. Panitia juga mengundang para Uskup se-Region Nusra, perwakilan Keuskupan Timor Leste, Keuskupan Agung Kupang, para imam, biarawan-biarawati, para donatur, Gubernur NTT, para bupati di wilayah Keuskupan Atambua, serta umat paroki sekitar.

Wagub Papua Tengah Deinas Geley, S.Sos, M.Si mengatakan, ia merasa bangga dan bersyukur pihak Gereja Katolik Keuskupan Atambua bisa undang dirinya untuk ikut perayaan tahbisan Gereja tersebut menjelang hari ulangtahunnya.
“Jadi saya menyampaikan terima kasih kepada Gereja Katolik di Keuskupan Atambua, karena saya bisa diundang menjelang hari ulang tahunku tanggal 16 Desember 2025 masuk ke usia yang ke 50 tahun,” kata Deinas Geley dibalik selularnya, Senin, (15/12/2025).

Ia mengaku hari ultahnya tidak merayakan bersama keluarga sebab lebih memilih untuk menghadiri undangan tahbisan Gereja ini.
“Dari gereja ini memberikan penghargaan ke saya selaku wakil gubernur Papua Tengah, juga ke gubernur NTT,” katanya.
Dari informasi yang dihimpun, Gereja Katolik tersebut dibangun hanya dalam empat bulan saja oleh orang dari Selandia Baru.

Geley bilang kalau Kardinal Ignatius Suharyo dengan dirinya telah bersahabat sejak lama. Buktinya dulu saat Deinas masih jabat Wakil Bupati Puncak Jaya bersama Kardinal pernah pergi ke Manggarai ikut peresmian gereja juga.
“Jadi kebersamaan itu lebih penting, walaupun beda iman tapi intinya Katolik dan Protestan adalah pengikut Yesus Kristus,” kata Geley.
Ketua Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Atambua, Romo Inosensius Nahak, Pr bilang gedung gereja lama Paroki Lurasik mulai dibongkar pada 1 Agustus 2025, dan pembangunan gereja baru dimulai 15 Agustus 2025. Gereja ini dibangun dengan konsep ekologis, menyatu dengan alam karena dikelilingi kawasan hutan.
“Bangunan gereja berukuran 26 x 48 meter, dihiasi 56 patung religius, serta menggunakan material khusus seperti batu marmer,” ucapnya. (*)

